Taman Putroe Phang - Penggaris Kertas

Penggaris Kertas

News, Tips, Layanan dan Jasa

Selasa, 27 Agustus 2024

Taman Putroe Phang



Taman Putroe Phang adalah sebuah taman bersejarah dari Kerajaan Aceh Darussalam, yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636) untuk permaisurinya, Putroe Phang, yang berasal dari Kerajaan Pahang. Nama asli taman ini adalah Taman Ghairah, sebagaimana disebutkan dalam kitab Bustanus Salatin.


Taman ini didirikan karena Sultan sangat mencintai Putroe Phang dan ingin agar sang permaisuri tidak merasa kesepian saat ia menjalankan tugas-tugas pemerintahannya. Pembangunan taman ini dikisahkan merupakan permintaan dari Putroe Phang, putri raja yang dibawa ke Aceh oleh Sultan Iskandar Muda setelah Kerajaan Pahang ditaklukkan.


Di dalam taman ini, terdapat Pinto Khop, sebuah gerbang kecil berbentuk kubah yang menghubungkan taman dengan istana. Pinto Khop ini menjadi tempat peristirahatan Putroe Phang setelah lelah berenang. Letaknya tidak jauh dari Gunongan, di mana dayang-dayang membasuh rambut sang permaisuri. Selain itu, di taman ini juga terdapat kolam yang digunakan oleh permaisuri untuk keramas dan mandi bunga.


Saat mengelilingi Kota Banda Aceh, Anda akan menemukan berbagai bangunan bersejarah yang masih berdiri hingga saat ini. Salah satunya adalah Taman Putroe Phang, peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam. Sesuai dengan namanya, taman ini dibangun oleh Sultan Iskandar Muda untuk permaisuri cantiknya, Putroe Phang, yang berasal dari Negeri Pahang, Malaysia.


Taman Putroe Phang terletak di Sukaramai, Baiturrahman, Kota Banda Aceh, berdekatan dengan Gunongan, yang dulunya merupakan satu kesatuan dengan taman ini. Menurut catatan Admiral de Beaulieu yang berkunjung ke Aceh pada tahun 1621 M, taman ini adalah taman hiburan yang indah, lengkap dengan kolam dan jalan-jalan yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda. Untuk menghibur istri barunya, Sultan juga membangun Gunongan di dalam Bustanussalatin (taman raja-raja) yang sangat luas. Di taman ini, terdapat berbagai jenis bunga, buah, dan sayur-sayuran.


Ketika Iskandar Tsani naik tahta pada tahun 1636 M, pembangunan taman ini diperluas menjadi seribu depa. Taman tersebut dinamai Taman Ghairah, namun karena kemasyhurannya, taman ini lebih dikenal oleh masyarakat Aceh sebagai Taman Putroe Phang.


Kini, yang tersisa dari taman ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan Taman Bustanussalatin yang megah pada masa lalu.

sumber: maa.acehprov.go.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar